Sabtu, 08 Mei 2010

Puisi Guru



Penyampaian ungkapan pendapat dalam bentuk seni, sering lebih mengena, lebih menghibur, dan maknanya cepat ditangkap oleh pembaca. Jika tidak percaya, cobalah menyimak puisi guru berikut :





Puisi Aku Seorang Guru
Aku seorang guru.
Lihatlah...seharian,
aku telah diminta menjadi seorang aktor,
teman, penemu barang hilang, psikologi,
pengganti orang tua, penasihat, hakim,
pengarah, motivator, dan
pembimbing ruhani murid-muridku..
Meski tersedia peta, grafik, formula, kata kerja, cerita dan buku.
Aku sebenarnya tidak punya apa-apa untuk diajarkan,
karena murid-muridku sebenarnya
hanya mempunyai diri mereka sendiri untuk belajar,

Penggalan puisi guru yang diadaptasi dari John Wayne Schlatter dalam Chicken Soup For Teacher Soul mengantarkan pemahaman kita bahwa peran guru nyatanya tidaklah mudah. Tidak hanya sebagai pengajar, ada sepuluh peran yang disebutkan. Selanjutnya, dengan rendah hati disebutkan bahwa guru tidak memiliki apa-apa, dan muridnya yang memiliki kekuatan untuk mengubah diri mereka sendiri dengan belajar.
Coba simak juga puisi guru berikut ini , yang menggambarkan betapa menyenangkannya suasana kelas dengan hadirnya seorang guru :

Cinta Guru

Setiap masuk kelas
Ia bawa hal baru

Hingga murid slalu menunggu-nunggu

Tak pernah datang terlambat
Aturan waktunya sungguh akurat

Pelajaranpun penuh dengan variasi

Dengan beragam macam aksi
Teriakan,
tepuk tangan dan tawa
Yel-yel dan
nyanyian bergema

Memberi semangat pada semua

Memberi dorongan untuk mencoba

Dengannya kelas jadi bernyawa

Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda


Meski demikian, ada pula puisi guru yang berisikan betapa susahnya menjalani hidup nya. Berikut cuplikannya:


Puisi Untuk Guru
Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang kata guru itu sungguh bosan
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang

Setiap orang boleh saja menilai guru, termasuk melalui puisi guru yang diciptakannya. Namun yang jelas, peran guru tidak bisa kita abaikan begitu saja dalam kehidupan kita. Karenanya kita bisa mendapatkan ilmu, dan tumbuh lebih dewasa. Toh, kita semua adalah guru. Setidaknya guru untuk anak-anak kita, atau menjadi guru untuk diri sendiri.
Lantas, mengapa kita tidak mensyukurinya seperti pada puisi guru berikut ini :

SEKUNTUM BUNGA UNTUK GURU-GURU TERCINTA
Allah ciptakan matahari,
yang tak pernah bosan bersinar,
seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami, wahai guruku......
Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu
Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias,
seperti halnya engkau bu guru, yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya.
Allah ciptakan bunga yang begitu harum,
seperti halnya engkau bu guru
yang telah memberikan keharuman pada hari-hari kami,
selama kami bermain dan belajar disekolah.


INGATANKU TENTANGNYA (GURU)

Senyum indah menghiasi wajahnya ketika ku tatap wajahnya

Hilang dahagaku yang haus akan ilmu

Dia mengisi dengan kesabarannya

Tak pernah kulihat ia mengerutkan wajahnya karena memang disengaja

Kecuali bila ku salah

itu pun tetap dirangkai dengan senyumnya

Dan membuatku percaya

Seolah ia mengatakan “Semoga aku bisa lebih baik dan tak salah lagi!”

Betapa kucintai dia

Layaknya cintaku pada ibu dan ayahku

Dia guruku!

Guru yang ku sayang!

Tak pernah terpikir olehku untuk menyakiti hatinya

Apalagi kecewa atau marah padaku

Layaknya para guru lain yang gila akan kehormatan

Kehormatan yang selalu mereka agungkan tanpa berpikir “apa salahku?”

Apa karena aku terlihat sama dengan pembuat ulah?


Guruku itu memang beda!

Tetap dia yang kusayang walau ada banyak guru dalam hidupku

Dia yang kuharap selalu ada

Dia yang mengajariku sesuatu

Inspirasiku tak luput dari perangainya

Sabar dan bertanggung jawab

Yang tak hanya mengajar dikelas

Di luar pun ia lakukan

Yang mengajariku betapa penting untuk mencintai sesuatu

Sesuatu yang akan membuka jalan terang dalam hidup

Serius dan konsentrasi pada apa yang telah kita pilih

Bertanggung jawab pada pilihan

Itulah ajarannya padaku

Ajaran seorang guru yang paling kusayang

Ms. Win!

Begitu ia akrab disapa!

BELAJAR

Di sebuah sekolah

Guru sedang mengajar

Murid sedang belajar

Di sekolah

Guru bisa belajar

Murid bisa mengajar

Di sekolah

Guru adalah murid

Murid menjadi guru

  1. PRESTASI

Sungguh aneh

Bagaimana mungkin

Nilai murid semua sama

Dengan soal yang sama

Dengan materi yang sama

Dengan cara yang sama

Dengan semua sama

Padahal

Kemampuan mereka berbeda

Karakter berbeda

Potensi berbeda

Bakat berbeda

Padahal mereka berbeda

Bagaimana mungkin

Mereka harus sama

TUBA TABU

Pantas saja

Negeri ini

Menjadi tertinggi

Dalam prestasi

Korupsi

Karena sejak dini

Murid sudah diajari

Bagaimana mencuri

Sebuah nilai

Bagaimana merekayasa

Hasil ujian

  1. GENIUS

Sebuah sekolah

Bermutu

Murah

Dan guru sejahtera

Gila lo..!

  1. PEMBUNUH

Soal semudah itu

Tak bisa kau kerjakan

Payah…!

  1. DOA

Kecuali asa

Tak ada lagi tersisa

Semoga

Masih ada di negri ini

Kesempatan mendapat

Arti kemanusiaan

Dalam pendidikan

  1. CERDAS

    Jangan kau lakukan lagi

Membunuh rasa ingintahuku

Dengan sering mengatakan

“ sebaiknya kau diam…!”

  1. UNIVERSALITAS

Taman, kebun dan ladang

Halaman, dapur dan gudang

Lapangan, jalan dan kandang

Pasar, makam dan rumah ibadah

Empang, danau dan sawah

Pohon, gunung dan padang rumput

Kolam, empang, rawa dan laut

Awan, angin dan bebatuan

Sungai, bukit dan hutan

Matahari, bintang dan galaksi

Semua menjadi saksi

Adalah kelas-kelas kami

Adalah laboratorium kami

Adalah buku-buku kami

Adalah guru-guru kami

  1. IMAGE

Mungkin selayaknya kau berhenti

Menebar pandangan benci

Menghambur kata-kata maki

Lagaknya seorang politisi

Mungkin selayaknya kau pergi

Jika amarah kau angkat cemeti

Layaknya kerbau yang kau hadapi

Yang kau pukul murid sendiri

Atau mungkin kau lupa diri

Menganggap murid adalah napi

  1. QUDWAH

Terima kasih guru

Kau ajarkan kami

Arti sebuah eksploitasi

Saat kau umbar kata

Membuka aib yang ada

Kini kami mengerti

Arti manjemen hati

Agar kami bisa

Membenci guru

  1. INVAL

Telah tersedia

Kavling murah saja

Bagi para guru

Pahlawan tanpa tanda jasa

Silahkan mendaftar

Isi formulir yang tersedia

Agar bisa nyaman

Menghabiskan masa pensiunan

Sebagai balas jasa

Atas sebesar pengabdian

Hingga usia renta

Hingga ukuran tak perlu besar

Agar nyaman

Agar tak diperebutkan

Sebagai warisan

Hingga sisanya dijual

Cukuplah

Dua kali satu meter

  1. BENEFID

Diperasnya tenagaku

Dalam jam-jam padat

Hari-hari penat sangat

Sedikit saja bisa istirahat

Dijadikan aku sumber income

Untuk sebuah profit

Tapi hidupku sungguh sempit

Apakah kau seorang buruh

Tentu saja bukan

Tapi hampir mirip nasib kami

Karna mirip pula panggilan kami

Aku bukan buruh

Aku seorang guru

  1. KANVAS

Sekolah adalah angkasa luas

Dimana jiwa mengepak bebas

Hati lepas menembus batas

Bawalah imaji terbang

Bawalah angan melayang

Karna pelangi

Ada di kaki langit

  1. IRONI

Berapa aku akan digaji

Sebesar itu nilaiku mengabdi

Karna aku punya anak istri

Karna hatiku telah lama mati

Bahkan beribu hati di negri ini

Kacuali hati materi

Terus bersinar bagai mentari

HEBOH

Mengapa selalu kau katakan

Murid tak mengerti kesopanan

Mengapa sering kau keluhkan

Murid tak tahu aturan

Mengapa kini kau adukan

Murid sungguh keterlaluan

Mengapa tidak kau katakan

Mengapa aku tidak mencontohkan

MAAF

Maaf,

Aku hanya bisa mengabdi

Dengan sedikit ilmu

Segenggam cinta

Selembar kasih

Sejumput sayang

Tapi kutampung

Hingga meluap

Sepenuh hati

SEPI

Sungguh tak bisa kumengerti

Jika seorang guru berdusta

Entah apa yang ada dalam benaknya

Mungkin syarafpun ia tak punya

ELEGAN

Sebaiknya kau pergi tidur

Malam semakin larut

Besok kau harus sekolah

Sebentar lagi ayah

Agar ada bekal dibawa

SUFI

Ada rasa gusar

Di hati

Dingin

Tiada warna

Kering

Tanpa nyawa

Saat masuk ke kelas

Sedang malamnya

Tak sempat kutahajud

  1. SEKOLAH

Seperti padang luas

Penuh rumput dan belukar

TERBIT

Jika matahari terbenam

Tak perlu takut

Besok pagi akan datang lagi


Tidak ada komentar: